Eit, ini bukan nepotisme lho… emang sih, ini nama adikku, tapi bukan hanya karena kangen ama adekku itu aku nulis istiqomah…
Aku rasa pantas kali ini aku berucap syukur lagi, berulang-ulang bahkan. Maklum, setelah sekian lama aku berkutat dengan hafalanku yang makin kacau, akhirnya aku diberi-Nya taufik untuk bisa beristiqomah. Mungkin sedikit cerita tentang kehidupanku sebelum ini.
Beberapa hari kemaren aku emang jarang…dan jarang sekali pulang ke rumahku di Tajammu. Memang sih, selain karena banyaknya kegiatan, juga karena aku ingin lari dari keterasingan di Tajammu’. Sedikit bocoran, di tajammu', tempatku tinggal itu cukup jauh dari peradaban Masisir (Mahasiswa Indonesia Mesir) yang berpusat di kawasan Hay ‘Asyir.
Sebagai gambaran, untuk bisa mulai pergi ke Asyir harus lewat mahattah (halte) yang jaraknya dari rumahku sekitar perjalanan seperempat jam jalan kaki. Capek? Belum cukup, karena kita masih harus nunggu agak lama agar bisa naik bus atau tremco (sejenis angkot). Perjalanan sekitar setengah hingga tiga perempat jam pun dilakoni. Setelah sampai di ‘Asyir, untuk menuju kawasan Bawwabah, tempat IKPM berada, kadang-kadang aku suka jalan kaki. Selain ngirit, juga sambil muroja’ah hapalanku. Seperempat jam jalan kaki pun kita telusuri.
Akhirnya, apa yang terjadi… bukan salahku kalau akhirnya aku jadi malessss banget pulang ke rumah. Ya, itu tadi… kalo dah di ‘Asyir males pulang, bolak-baliknya cuapek. Dan IKPM-lah tempatku paling sering numpang tidur. Sampai-sampai salah seorang home staffnya bilang, kalo aku dah pindah ke IKPM, wakakakak…
Hingga suatu hari aku jatuh sakit. Sebenernya sakit biasa, hanya karena aku salah makan. Waktu itu, aku terlalu banyak minum ashob (jus tebu), nah kebetulan waktu itu lagi pergantian cuaca dari dingin ke panas. Tubuhku gak kuat, akhirnya radang tenggorokanku kambuh. Biasanya sakit beginian cukup banyak minum dan minim bicara, atau ngurangin murojaah bil-qiroah, tapi cukup dengerin lewat hape.
Namun, mo gimana lagi… air yang harusnya jadi obat, malah bikin parah sakitku. Why, gak salah dan gak bukan, karena air yang ada di Kairo ini, kebanyakan dingin, dan dingin itu musuhku kalau lagi radang. So, makin parah aja sakitku itu. Bahkan yang paling parah ketika aku habis makan Taugin, yang penuh minyak dan sambal. Malam setelahnya aku batuk darah…, but jangan khawatir.. coz itu radang biasa... lagian tak lama kemudian aku sembuh.
Tapi alhamdulillah, rupanya Allah masih sayang ama aku. Buktinya, dari sakit itu aku mulai sadar. Tentang di mana surgaku, dan siapa aku. Surgaku adalah rumahku di Tajammu’. Tak salah memang kalau menyebutnya jauh dari peradaban, tapi di situlah harga sebuah ketenangan. Tak salah pula menyebutnya sebuah kampung, karena di situlah letak sebuah kampung bernama ‘damai’. Pun gak papa orang bilang sahra (padang pasir), coz tersebutlah di sana sebuah oase, tempatku kembali mereguk secangkir sakanah.
Salahku karena terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Juga salahku, karena terlalu lupa tuk memikirkan hal-hal ukhrawi. Aku dikejar-kejar. Hingga ku berlari tak tentu arah…. Dan akhirnya aku pun lelah.
Dan sekarang, aku berada di surgaku yang dulu. Aku yang dulu lupa dengan masjidku, dengan hafalan Qur’anku dan dengan sajadahku. Kini aku telah kembali. Sesungguhnya aku rindu padamu, ya Allah… itu saja. Aku tlah lupa, aku ghofil, lalai dan tanpa sengaja terlupa akan-Mu.
Namun syukur alhamdulillah. Sekarang Allah dah ngasih aku petunjuk, setelah sekian lama terombang-ambing dalam ketidakpastian dan kelelahan menjaga hafalan. Caranya istiqomah pun, entah darimana datangnya… Maha Besar Engkau ya Allah…
Kini, aku hanya bisa berdoa. Aku tak ingin lagi jauh dari-Mu. Tak ingin lagi terlupa akan-Mu. Tak bisa lagi berada di luar rahmat-Mu. Maka, lindungilah hamba, dekaplah hamba, berikan hamba senantiasa petunjuk dan hidayah-Mu. Lalu isikanlah dalam hati hamba, hanya kerinduan akan-Mu dan cinta yang suci karena-Mu.
Duhai Allah… hamba-Mu yang dhaif ini, berharap akan keluasan rahmat-Mu….
Minggu, Maret 23, 2008
Istiqomah itu…
Categories : Al Azhar,Cinta,Corat-Coret,Diskusi,Ekonomi,Gontor,Indonesia,Islam,Pendidikan,Pondok,Sosial
00.41
Mas Niam
No comments
0 comments:
Posting Komentar
Punya opini lain? Ceritakan di sini kawan.. :)