Jumat, Juli 31, 2009

Is God Exist?

Pertanyaan ini mungkin dengan sangat mudah bisa kita jawab. Apalagi bila aku kemukakan pada teman-teman di sekitarku yang notabene para mahasiswa dan intelek muda. Tapi, sebelum aku membawa kalian lebih jauh tentang artikel ini, mari kita jawab dulu apakah benar Tuhan itu ada?


Sebagian besar dari kita akan menjawab, ya Tuhan itu ada. Kecuali orang-orang atheis, dengan sangat mudah kita mampu memberi bukti akan keberadaan-Nya. Bahkan lebih jauh, para ilmuwan dan saintis kian lama kian memberi lebih banyak bukti tentang the existance of God. Sebut saja, sebagai contoh terkait keteraturan dan keseimbangan alam yang sangat luar biasa ini. Kita tahu benar, bahwa bila saja bumi ini terlambat berputar, atau matahari bergeser satu derajat, atau bila air es tidak lagi mengapung. Bagaimana sebuah sistem di alam ini bisa berjalan begitu teratur dan sangat presisi yang bahkan seorang manusia pun butuh waktu bertahun-tahun hanya untuk mengungkap teorinya, belum lagi untuk pengerjaannya! Subhanallah..

Oke, dengan begini kita setuju bahwa Tuhan itu ada. Tapi yang ingin saya pertanyakan bukan soal bukti dan validitas pernyataan itu. Tapi lebih jauh soal bukti dari pernyataan kita tersebut. Penulis teringat ketika baru saja kemarin, badan tiba-tiba drop. Apa yang aku pikirkan seketika adalah, apa yang sudah ku makan. Kira-kira apa yang menjadi sebab dari penyakit ini. Dan tahu apa hipotesa pertamaku? Karena makan kepedesan!

Yang jadi pertanyaan, kalau lah benar Tuhan itu exist, ternyata bahkan Dia tidak terpikir dalam kasus tersebut. Lantas, bagaimana kita bisa menyatakan bahwa God is exist? Berapa banyak kejadian, yang notabene adalah hasil ciptaan-Nya, tapi seringkali – bila tak ingin disebut selalu – kita ingkari? Saat kita makan, yang terpikir adalah rasa yang enak. Pernahkah kita berpikir, ada Tuhan yang exist yang menciptakan rasa itu? Atau ketika kita pulang dengan selamat, pernahkah kita berpikir bahwa bisa saja Tuhan membuat kita pulang hanya tinggal nama?

Menurutku wajar, ketika kita berpikir hanya sebatas apa yang kita rasakan di sekitar kita. Karena dunia yang kita hadapi, adalah dunia materi. Bahkan diri kita pun adalah materi. Akan tetapi, jauh di dalam diri kita, bahwa kita sebetulnya juga makhluk halus. Betapa tidak, kita memiliki jiwa, ruh, emosi, perasaan, dan akal yang sama sekali jauh dari materi. Maka tak heran, ketika kita seringkali merasa bingung bagaimana menggambarkan cinta, yang notabene produk dari emosi, salah satu unsur halus kita. Bagaimana mungkin kita menceritakan manisnya gula kepada telinga? Atau bagaimana mungkin kita gambarkan indahnya warna pada hidung? Kira-kira seperti itulah beda unsur halus dengan unsur materi kita.

Pertentangan antara materi dan ruh ini adalah wajar. Sebagaimana yang disebutkan Allah, adanya pasangan dalam segala hal. Bila ada hal yang berbentuk materi, maka lawannya pun pasti ada. Dan manusia, adalah satu-satunya makhluk yang memiliki dua unsur ini. Materi identik dengan dunia rendah, sementara ruh identik dengan dunia atas. Dua-duanya tidak kita nafikan, tapi kita kelola untuk tujuan yang sama, membuktikan bahwa God is exist. Tidak sekedar tergambar dalam dunia kata, tapi kita nyatakan dalam dua unsur kita, ruh dan materi.

Rabu, Juli 22, 2009

Selarik Journey

Hufh.. alhamdulillah, malam ni baru aja selesai satu pekerjaan lagi. Seminar ekonomi Islam yang kami adakan kali ini, alhamdulillah berlangsung sukses. Tercatat ada sekitar 37 peserta yang hadir, dari hampir 50 orang pendaftar. Cukup capek juga rupanya. Maklum saja, karena yang menjadi panitia dan ikut kerja tak lebih dari 8 orang. Akhirnya, dengan segala keterbatasan, kami berhasil mengadakan seminar tersebut dengan lancar dan sukses.


Acara itu sendiri kami adakan, sebagai pembukaan kegiatan kajian intensif ekonomi Islam oleh PAKEIS (Pusat Kajian Ekonomi Islam) ICMI Kairo. Beberapa tema yang kami bahas pada acara yang dimulai sejak pukul 10.00 tersebut, diantaranya tentang prinspip-prinsip dasar ekonomi Islam, riba dan konsep uang. Acaranya sih lancar sampai akhir, kecuali ada satu ganjalan di belakang. Yaitu saat aku mau pulang, udah nungguin sejam lebih ternyata gak ada juga bus tujuan pulang... >.<

Baru pada menit ke 90, tepatnya sekitar jam 23.30, akhirnya terpaksa diriku naik bus agak mahal biar gak ketiduran di halte.. wkwkwkwk.. udah ketiduran dua kali sih, tapi gawat juga kalo sampai tidur beneran. Bisa-bisa ntar, tasku dan isinya ludes dibawa orang iseng yang lagi lewat.. :p

Oiya, kemarin sebelum sibuk di seminar kali ini, diriku sempet jalan-jalan ke kota suburb di Mesir ini. Tepatnya di kota bernama Damietta. Beda banget dengan Kairo yang suangat padat dan penuh dengan kemacetan, di kota Damietta Jadid ini suasananya begitu tenang... kemanapun mata memandang, bisa kita temui ruang kosong.. apalagi dengan semilir udara laut yang begitu sepoi.. wuih... segerrr..

Jadi baru nyadar, kalo selama ini tinggal di Kairo, kota dengan penuh lika-likunya. Kota yang kadang dan seringkali kita temui fenomena kerasnya hidup. Maklum, ibukota bung! Hahaha.. jadi pengen ngetawain diri sendiri, waktu ngebandingin bahwa di Kairo ini banyak sekali mobil-mobil. Belum lagi jalanannya yang luebar-luebar, empat jalur untuk satu arah. Ternyata ya, memang gak heran.. namanya saja ibukota Negara, masak mo dibandingin ama Pekalongan yang cuma mantan ibukota karisidenan.. xixixixixi..

Hem.. sepertinya udah dulu, udah ngantuk banget.. harus tidur cepet nih, soalnya masih ada kerjaan lain menunggu. Tadi siang, pas lagi acara seminar tersebut, temenku yang kini megang website atdikbud, meminta diriku buat ngasih draf atau berita tentang seminar tadi.. tapi berhubung udah malem, dan mataku sudah kiyep-kiyep, aku bilang besok pagi aja.. :D

Yasud-yasud, kapan selesainya nih..?? ;))
xixixixi.. babay.. doain ya, bentar lagi mo pengumuman nilai ujian nih, moga lulus, dapet nilai bagus dan manfaat ilmunya... amin99x.

Sabtu, Juli 18, 2009

Wedding Plan (?!)

Rules: Once you've been tagged, you are supposed to write a note with d wedding plan! =) At the end, choose d people u want to be tagged. You have to tag the person who tagged you. If I tagged you, it's because I want to know about u! =)

(To do this, go to “notes” under tabs on your profile page, paste these instructions in the body of the note, type your wedding plan, tag d people (in the right hand corner of the app) then click publish.)


1. how old are you?
baru 23

2. are you single?
gak lah, kan banyak temen.. wkwkwkwk...

3. at what age do you think you'll get married?
hem.. keknya 25 aja, tapi kalo gak ya 27 -_-"
but anyway, He knows the best. ^^ --> ni kan termasuk rahasia-Nya. ;)

4. do you think you'll marry the person you are with now?
mm kalo with, diartikan sebagai kenalan, bisa jadi. :D

5. if not, who do you want to marry?
simpel aja, yang mau dan bisa ngertiin aku. plus dicintai juga oleh-Nya.. ^^

6. who will be your bridesmaid & bestman?
para ponakan... wkwkwk

7. do you want a garden/beach or traditional wedding?
ntar dirembug ama keluarga... :D, yang penting gak israf.. ^^

8. where do you plan to go on honeymoon?
rencana sih pengen ke Mekkah, tapi ntar gak khusyuk ibadah. hahahaha...

9. how many guests do you think you'll invite?
kalo pas akad, kerabat deket aja. kalo pas walimah, keknya banyak banget deh.. ^^

10. will that include your exes?
axes? ngapain dibawa2.. :))

11. how many layers of cake do you want?
wah roti ya? urusan konsumtor itu mah.. :D, kalo aku ngapalin ijab aja. hahahahahaha..

12. when do you want to get married, morning or evening?
bagusnya sih pagi, masih fresh gitu loh...

13. name the song/tune you'd like to play at your wedding
keknya sholawatan :D --> tapi ntar bilang sama ibuknya anak2 dulu.

14. do you prefer fine dining or just normal spoon&fork?knife?
pake tangan.... mangstabh!! :))

15. champagne or red wine?
keknya gak deh. lebih bagus es krim, secara aku gak pernah makan es krim. biar bisa puas-puasin di sana, mumpung gratis.. :))

16. honeymoon right after the wedding or days after the wedding?
weks.. kan harus silaturrahmi dulu.. rencana mo tur jawa buat minta doa restu pak yai.. *sekalian pamer.. ;))

17. money or household items?
bagusnya sih rumah aja. ya.. 1 milyar dah cukup kok. transfer ke rekeningku ya.. di bank BNI.. :))

18. how many kids would you like to have?
kalo bikin kesebelasan, ibuknya mau gak ya? :))

19. will you record your wedding in DVD/CD?
yuhu... insya Allah, kan perlu buat arsip :D

20. whose wedding plan would you like to know next?
yang udah baca ini sampe akhir... hayo2, jangan kabur. :P

Jumat, Juli 17, 2009

My Blog Characters

Hm.. after blogwalking to my visitor, accidently I find some interesting. ^^ A quiz to know about our blog character. Hm.. and after one minutes, I got the results.

At the first time, I thought that the quiz will be so long and difficult, but after giving a try, I must confess that I was wrong. The quiz is really simple, and the questions are so friendly. The quiz consists of only 4 questions.. I like it. ^^


And now, the result for this secarik kertas is:




Your Blogging Type is Confident and Insightful



You've got a ton of brain power, and you leverage it into brilliant blog.

Both creative and logical, you come up with amazing ideas and insights.

A total perfectionist, you find yourself revising and rewriting posts a lot of the time.

You blog for yourself - and you don't care how popular (or unpopular) your blog is!



He..he... and now, your turn to give it a try. ;)

Take a Golf Course and Vacation at Golf Spot

Are you in holiday? Wanna something different for this summer holiday? Hm.. let me think. I’m just wondering also, what are another options about activities for this summer. Having a trip? I had gone yesterday. Visiting to my relatives? Hm.. I had gone there also, moreover we will make a party next month. So, what is other options for killing this boring time in summer? Sleeping and sleeping of course it is very bad.


Oyea.. I got an idea. How about, make some traveling at beach and taking a golf courses? I heard that Myrtle Beach Golf is very beauty. Because, the place is not merely a golf spot, but it has also the Myrtle Beach Golf Vacations. So, besides training golf, we can also enjoy the atmosphere of tourism place.

But wait, I also heard that this time, there are some special offers, the Myrtle Beach Golf Package. Wow.. what an exact time! After looking for the information, I got that we can take any course we want, especially by the Golf Packages Myrtle Beach program, I will get the cheaper one. Ok, now hand up my phone and let’s booking today.

Enjoy My Favorite TV Channel

The day is still too morning to take a trip in this summer. More over that yesterday, I just had gone to suburb city in Egypt, the Damieetta city. I’m turning on my PC and read some online news. I find some of them are useful and others just suck. But really, by reading news we can such travel to around world without go anywhere... so wonderful.


Talking about news, now I’m going to take the favorite activities in the morning, watching Direct TV right from my monitor. Yea, I have registered to this Satellite Directv from last 4 months ago. Using direct TV Satellite for me is much better than cable tv, cause the price and it’s very difficult to subcribe, especially for a foreign resident in Egypt like me.

But by using this Direct Satellite TV, all my problem to enjoy the tv channel is solved by the time.

Simalakama Demokrasi Indonesia

ditulis untuk mengisi kolom ta'liq (dalam bahasa Arab) di Majalah Bulanan La Tansa IKPM cab. Kairo

Prolog
Wacana praktik demokrasi di Indonesia berkembang sejak tahun 1955, saat di mana pemilu perdana negeri ini dilaksanakan. Tercatat dalam sejarah, pemilu perdana Indonesia ini diadakan dua kali. Yang pertama adalah pada tanggal 29 September untuk memilih anggota DPR dan 15 Desember, pemilu kedua yang diadakan untuk memilih anggota Dewan Konstituante.


Sejarah demokrasi Indonesia, secara kasar memang hanya bisa merujuk pada saat pemilu pertama dilaksanakan. Akan tetapi, sebagaimana disinggung oleh Tempo Interaktif, tidak dapat dikatakan bahwa sebelum pemilu itu Indonesia belum berdemokrasi. Karena, bahwa sejak awal berdirinya pemerintahan, tepatnya tiga bulan setelah diplokamirkan, Indonesia sudah mencanangkan keinginan kuat untuk mengadakan pemilu. Hal itu dicantumkan dalam Maklumat X, atau Maklumat Wakil Presiden Mohammad Hatta tanggal 3 Nopember 1945, yang berisi anjuran tentang pembentukan partai-partai politik.

Demokrasi di Indonesia terus dan masih berjalan, belajar dan bergerak menuju kedewasaannya. Dimulai sejak awal pemilu perdana, sebagaimana penulis sebut di atas, hingga hari ini, saat pesta demokrasi bangsa ini baru saja usai. Namun ada yang menarik dari perjalanan demokrasi di Indonesia. Sebagaimana disinggung dalam buku diktat kuliah tingkat II Universitas Azhar, Dirosah fi Nuzum Islamiyyah halaman 44, bahwa berdemokrasi adalah salah satu bentuk ijtihad berpolitik sebuah negara.

Sama seperti ketika Ummat memilih Abu Bakar dengan suara mayoritas. Atau kemudian seperti ketika Abu Bakar yang menunjuk langsung Umar ra, sebagai penggantinya. Ataupun ketika ijtihad Umar ra menetapkan beberapa calon, untuk kemudian dipilih sebagai penggantinya. Terlihat bukan, bahwa ijtihad sistem politik dalam Islam sangat terbuka dan tidak kaku.

Bagaimana dengan demokrasi di Indonesia? Salah satu hal yang menarik dari demokrasi di Indonesia, adalah terkait sistem presidensial negeri ini. Sebagaimana disebut Eep Saefullah Fatah, salah satu pengajar ilmu politik di Universitas Indonesia, bahwa sesungguhnya Kabinet SBY-Kalla hanya bekerja pada tahun 2007. “Tahun 2004-2005 dihabiskan untuk konsolidasi yang berlarut-larut. Sementara tahun 2008-2009 digunakan untuk memecah diri, bersiap-siap menghadapi pemilu berikutnya,” begitu sebut Eep Saefullah dalam Laporan Khusus majalah Gatra, Nomor 34 beredar Kamis, 2 Juli 2009. Untuk kemudian, penulis menyebutnya sebagai salah satu buah simalakama dari sistem demokrasi Indonesia.

Sejarah Pemilu di Indonesia
Sebelum kita menilai lebih jauh bentuk dan analogi simalakama demokrasi di Indonesia, ada baiknya kita berkenalan sebentar dengan beberapa fase berdemokrasi yang telah dialami negeri ini. Untuk lebih mudahnya penulis akan membagi fase ini berdasarkan pemilu-pemilu yang telah dilaksanakan.

Pada masa-masa awalnya, menurut Maklumat X sebagaimana penulis sebut di atas, pemilu perdana seharusnya diadakan bulan Nopember 1946, akan tetapi karena masih belum siapnya pemerintah pada masa itu, dan masih sibuknya pemerintah dalam hal konsolidasi internal, maka pemilu pada tahun 1946 itu pun urung dilaksanakan. Barulah kemudian pada tahun 1955 pemilu di Indonesia bisa terlaksana dengan hasil memuaskan. Tampak dari sikap dunia Internasional yang memberi pujian atas hasil dan jalannya pemilu perdana ini.

Akan tetapi sangat disayangkan, bahwa kisah sukses pemilu perdana tersebut tidak dilanjutkan menuju pemilu-pemilu selanjutnya pada masa demokrasi terpimpin di bawah Sukarno. Sejarah demokrasi terpimpin ini dimulai sejak keluarnya dekrit 5 Juli 1959, yang dikeluarkan Sukarno karena DPR menolak RAPBN yang diajukan pemerintah. Hingga kemudian Sukarno membentuk DPR Gotong Royong dan MPRS (MPR Sementara). Sejak itulah peta politik Indonesia berubah dari demokrasi, menjadi otoriter di bawah pimpinan Sukarno. Inilah masa yang kita kenal sebagai Orde Lama.

Namun MPRS pula yang kemudian memberhentikan Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai presiden baru pada tahun 1967. Pada awalnya MPRS dalam sidangnya di tahun 1966 telah mengamanatkan pelaksanaan pemilu pada tahun 1968, namun belum dapat dilaksanakan. Karena kemudian dalam SI MPRS tahun 1967, presiden Suharto menetapkan bahwa pemilu baru akan dilaksanakan pada tahun 1971.

Anehnya, meski dalam aturannya para pejabat negara diharuskan netral, akan tetapi pada prakteknya para pejabat pemerintah justru memihak pada salah satu peserta pemilu, yakni Golkar. Pemerintah kala itu, bahkan merekayasa pemilu dengan berbagai aturan yang menguntungkan Golkar. Salah satunya adalah kewajiban pegawai negeri untuk memilih kelompok peserta pemilu berlambang beringin itu. Dan sejak itulah Golkar – belum disebut partai – selalu menjadi pemenang pemilu hingga tahun 1997. Walhasil secara tidak langsung, hal ini membuat kekuasaan eksekutif dan legislatif berada di bawah kendali Golkar. Inilah masa politik yang kita kenal dengan nama Orde Baru.

Baru kemudian setelah dilengserkannya Suharto pada 21 Mei 1998, pemilu-pemilu selanjutnya dapat berjalan jauh lebih demokratis. Sebut saja pemilu 1999, meski mendapat banyak tekanan dan dihantam berbagai krisis, pemilu kali itu dapat berjalan damai. Bisa dikatakan sukses, meski di sana ada beberapa riak kecil, akan tetapi kemudian dapat diselesaikan dengan efektif. Sejak masa itulah, pemilu dan demokrasi Indonesia berjalan lebih baik dan stabil. Hal ini banyak disebabkan karena telah dibentuknya beberapa lembaga independen seperti KPU dan Bawaslu, sebagai alat penjamin terlaksananya pemilu dengan jujur dan adil. Inilah periode politik yang kita sebut sebagai Era Pasca Reformasi.

Hanya saja dalam kacamata penulis, pada pemilu tahun 2009 ini, terlihat beberapa kejanggalan terkait pelaksanaan pemilu. Khususnya isu tentang independensi dan profesionalisme KPU yang dipertanyakan berbagai pihak. Dimulai dari kisruh DPT, pengubahan jadwal kampanye, hingga yang terbaru adalah kasus IFES, lembaga luar negeri yang dianggap menjadi sandaran utama penghitungan suara KPU.

Demokrasi dan Islam
Pada asalnya, memang istilah demokrasi begitu asing dalam Islam. Ulama ummat baru memperbincangkan bahasan konsep ini sejak masa transliterasi buku-buku Yunani pada jaman dinasti Abbasiyah. Selanjutnya tema demokrasi menjadi bahasan pokok sejak jaman pertengahan oleh para filosof, seperti Ibn Sina, dan Ibn Rusyd, yang kemudian menyebutnya sebagai politik kolektif.

Islam tidak mengenal istilah demokrasi kecuali hanya dalam prinsip dan tidak dalam bentuk sistem pemerintahan. Inilah yang kemudian membuat demokrasi menjadi asing bagi umat ini. Sedangkan dalam prinsip, Islam hanya mengenal kebebasan, yang juga menjadi pilar utama demokrasi. Prinsip ini bahkan diwarisi umat sejak jaman Nabi Muhammad saw. Termasuk di dalamnya kebebasan memilih pemimpin, mengelola negara secara bersama-sama (syuro), kebebasan mengkritik penguasa, dan kebebasan berpendapat.

Sifat asing inilah yang kemudian memicu perbedaan pendapat di kalangan Ulama terkait isu demokrasi ini. Apakah dalam Islam mengakui demokrasi atau tidak? Pada asalnya – menurut penulis – bahwa harus diakui, demokrasi mengandung beberapa prinsip yang juga diakui oleh Islam. Sebut saja prinsip kebebasan, musyawarah dan baiat atau legimitasi kekuasaan oleh rakyat. Bukti-bukti sejarah dengan jelas mencatat adanya sifat demokrasi di bawah pemerintahan Rasulullah – di luar otoritas keagamaan beliau. Seperti misalnya pengangkatan Bilal sebagai muazin, suatu posisi strategis bagi seorang mantan budak di tengah-tengah masyarakat paternalistik Arab, yang masih menjunjung tinggi status sosial suku dan prinsip-prinsip non-egaliter.

Hal ini – prinsip demokrasi – yang kemudian juga berlanjut dalam sistem politik umat pasca wafatnya Nabi Muhammad. Bahkan bentuk sistem politik kala itu sangatlah luas dan tidak kaku. Sebagaimana yang penulis ungkit di atas, bahwa sistem pengangkatan yang dipakai oleh Khulafa ar-Rasyidin sebagai pengganti Rasulullah, tidaklah sama. Maka tidak salah bila kemudian, Tim Penulis diktat kuliah Univ. Azhar, menyebutkan bahwa inilah yang disebut sebagai kebebasan berijtihad politik dalam Islam.

Apakah akan menjalankan sistem politik seperti yang dipergunakan Abu Bakar, atau Umar, Usman, Ali atau bahkan berbentuk dinasti seperti pada masa Ummayyah dan Abbasiyah. Karena, pada hakikatnya masyarakat yang dihadapi, dalam budaya dan kondisi psiko-sosiologi dan historiknya berbeda satu sama lain. Maka tinggal diterapkan, sistem politik mana yang kira-kira cocok dengan masyarakatnya. Asalkan, dalam prinsip kerjanya tetap menjunjung tinggi prinsip dan asas dalam Islam, seperti yang penulis singgung di atas. Dengan begini, bukan Islam yang kemudian menjadi sekedar bungkus bagi demokrasi, tapi menjadikan demokrasi sebagai bungkus bagi substansi Islam.

Simalakama Demokrasi Indonesia
Setelah tadi sempat berjalan ke belakang untuk melacak demokrasi dalam Islam, kini saatnya kita kembali pada topik permasalahan, tentang demokrasi di Indonesia. Menurut kacamata penulis, sebagaimana telah disinggung di atas tentang perjalanan pemilu di Indonesia, demokrasi yang ada di Indonesia sendiri masih cukup jauh dari kata ideal. Masih ditemui beberapa faktor yang membuat demokrasi di Indonesia belum bisa berjalan sempurna.

Beberapa fakta tersebut diantaranya terkait akuntabilitas anggota DPR yang rendah. Pernyataan ini berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Politik, Komunikasi dan Informasi BAPPENAS yang mengambil sampel antara tahun 1973 - 2003. Akuntabilitas ini dapat dilihat dari rendahnya tanggung jawab DPR kepada rakyat, yang tampak dari sedikitnya kunjungan DPR kepada konstituennya atau rakyat. Juga karena tidak adanya laporan-laporan terbuka DPR akan kinerja mereka kepada rakyat. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa akuntabilitas DPR tidak berbeda signifikan, antara periode Orde Baru dengan pasca Reformasi.

Dari hasil penelitian atas indikator-indikator demokrasi versi Freedom House, yaitu political rights dan civil liberty plus beberapa hasil analisa data versi mereka sendiri, Direktorat di bawah BAPPENAS tersebut mengambil kesimpulan bahwa peningkatan demokrasi pasca Reformasi dalam aspek “Partisipasi” dan “Kompetisi” tidak diikuti secara seimbang dengan aspek “Akuntabilitas.” Tampak jelas pula dari hasil berbagai poling yang menempatkan citra dan kinerja DPR saat ini masihlah rendah, meskipun peningkatan partisipasi dan kompetisi rakyat dalam berdemokrasi dirasakan sudah cukup signifikan.

Epilog
Perjalanan demokrasi di Indonesia adalah masih dan sedang dalam tahap pembelajarannya. Perlu banyak evaluasi, kritik dan tindakan nyata yang membangun. Demokrasi mungkin menjadi polemik, khususnya terkait keadilan dan arti kebenaran. Akan tetapi, demokrasi adalah sebuah ijtihad dan wacana menuju keadilan dan kebenaran tersebut. Tidak untuk berhenti atau kita hentikan, kecuali hingga ada ijtihad dan wacana lain yang lebih baik untuk negeri kita. Tetaplah melangkah demokrasi Indonesia, kami akan senantiasa mengawalmu.

Daftar Pustaka:
Ringkasan Hasil Studi/Kajian “Penyusunan Indikator Demokrasi“ oleh: Direktorat Politik, Komunikasi dan Informasi BAPPENAS
Sejarah Pemilu di Indonesia, artikel khusus Tempo Interaktif, Jumat 19 Maret 2004 (http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/03/19/nrs,20040319-01,id.html)
Melacak Jejak-Jejak Demokrasi dalam Islam, oleh Farhan Kurniawan dari milis filsafat yahoogroups
Kabinet 2009-2014, oleh Eep Saefulloh Fatah, dalam Laporan Khusus Gatra no 34, 2 Juli 2009
Dirosah fi an-Nuzum al-Islamiyyah, oleh Team Penyusun diktat kuliah dari Jurusan Dakwah untuk Fak. Ushuluddin tingkat II Universitas al-Azhar Kairo.

Senin, Juli 13, 2009

Stemware Rack's Day

The day was still morning when my neighbour came to my house. As usual, we started the conversation with talking about our family activities. But that day, he was not like usual. He was different. His face talked that. I was wondering, what's wrong with my beloved neighbour today. More and more, he looked sad in the morning, the time when everything is fine. Not long after we shook our hand, he said to me that he got a problem. He said, "Kitchen problem."


Not so long, after We went inside his house to look what problem he had, I just smiled. “Glass racks problem? Ok, let me show you what I have in my kitchen.” Then I showed him the wall stemware rack which I had. And the other side, he said finally about my hanging glass rack, “Amazing!”

“Yea, you could have this amazing furniture as I do. Besides what I just showed to you, you could have another option to get this amazing furniture. Such as, wall stemware rack, wine glass rack, glass stemware rack, etc.”

“Stop. Show me the shop.”

Then I just smiled, for having solved my neighbours’ problem.

Minggu, Juli 12, 2009

Demokrasi dan Ijtihad Politik Indonesia

ditulis untuk mengisi kolom Editorial 'Suara PPMI', Buletin Dwi Mingguan PPMI Mesir

Pemilihan Umum, sebuah agenda lima tahunan warga negara. Sebuah pesta demokrasi kita. Ya, sebuah pesta, karena saat inilah kita selaku warga negara benar-benar diberi kesempatan dan keleluasaan untuk ikut andil dalam pemerintahan. Pada pesta inilah, kedudukan kita sebagai warga negara diakui dan dijunjung tinggi oleh Negara. Bagaimana tidak, seorang capres dan partai politik saling berlomba, mengucurkan dana kampanye yang luar biasa besar, bahkan hingga ratusan miliar hanya untuk mendapatkan simpati satu suara kita.


Setelah pemilu legislatif berjalan dua bulan yang lalu, kini saatnya kita akan menatap pesta demokrasi yang lain. Yang lebih greget dan ditunggu-tunggu. Bila pada pileg kemarin, bisa jadi kita tidak tahu siapa yang akan kita pilih, maka pada pilpres besok diantara kita hampir sebagian besarnya sudah mengenal dan paham dengan siapa yang akan kita pilih. Tidak saja kita hapal fotonya, bahkan diantara kita mungkin sudah mengenal jejak dan track record perjuangan dan persoalan tiga pasangan kandidat tersebut sebelumnya.

Bila mungkin dulu, kita seringkali geram, tidak setuju dan atau sangat setuju dengan kinerja pemerintah, maka sekaranglah saatnya kita bertanggungjawab untuk ikut menentukan arah bangsa ini. Akan tetapi tentu haruslah kita sadari, bahwa apapun itu, siapapun pilihan kita, atau pilihan mereka, terlepas dari benar salahnya, adalah perkara ijtihadiy. Ya, hanya sekedar usaha berpikir untuk menentukan sebuah pilihan, dan tidak mutlak benarnya.

Penulis teringat sebuah diskusi dengan seorang teman di jalanan menuju Rabea Al-Adawea. Teman penulis itu bilang, “Ternyata tak selalu yang bersifat inklusif itu salah. Ada persoalan di mana justru inklusif menjadi solusi bijak. Dan eksklusifisme terlihat kaku dan bodoh.” Penulis pun setuju dengan pernyataannya. “Ya benar, bahwa terkadang bersikap inklusif bisa menjadi lebih bijak daripada ekslusif, khususnya dalam persoalan furu’iyah,” begitu penulis menambahkan.

Sama seperti saat kita menghadapi persoalan pemilu dan politik yang notabene adalah furu’iyyah. Bagaimana pun, pandangan politik adalah ijtihadi dan tidak mutlak. Maka dalam menyikapinya pun sudah sepantasnya kita menempatkan emosi dan sifat ta’assub di belakang rasionalitas dan ukhuwwah. Berbeda pandangan soal politik adalah biasa, karena politik itu murni ijtihadiy dan bersifat furu’. Benar salahnya tidak mutlak. Lantas apakah kita akan mengorbankan ukhuwwah umat yang lebih ushul hanya karena perkara furu’? Tentu tidak. Maka sudah saatnya kita menjadi lebih dewasa dalam berpolitik. Tetaplah genggam tangan teman dan saudaramu, biarkan mereka biru, merah ataupun kuning. Karena sejatinya hati kita adalah satu, Muslim.

Jumat, Juli 10, 2009

Informasi Studi di Mesir 2009-2010

keywords: info kuliah, studi di timur tengah, kuliah di mesir, info kuliah depag, 2009-2010.

Beberapa teman mungkin bertanya, bagaimana sih caranya studi ke Mesir ini? Pada dasarnya tidak terlalu sulit, karena yang disyaratkan untuk bisa berangkat ke sini hanyalah bisa berbahasa Arab dan hafal dua juz Al-Quran. Akan tetapi yang menjadi persoalan sekarang adalah terkait masalah birokrasi dan administratif. Dari pihak Azhar sendiri, selaku kampus tujuan sama sekali tidak mempersulit. Akan tetapi memang, dari pihak pemerintah Mesir melalui Kedutaan Mesir di Indonesia dan pihak pemerintah Indonesia melalui Depag, kadang kala terjadi silang pendapat.


Namun pada prinsipnya, hanya melalui dua lembaga itulah kita bisa berangkat ke Mesir. Dan alhamdulillah, setelah kemarin pihak Kedutaan Mesir membuka pintu pendaftaran, kini dari pihak Depag juga sudah mulai membuka pintu. Berikut kutipan keputusannya.

seleksi Calon Mahasiswa ke Timur Tengah
Tanggal : 19/06/2009 8:07:00 Sumber : DIKTIS

PENGUMUMAN

Nomor : Dj.I/Dt.I.IV/4/PP.04/765/2009



SELEKSI NASIONAL CALON MAHASISWA KE TIMUR TENGAH
TAHUN AKADEMIK 2009-2010


A. Latar Belakang

Untuk mengantisipasi meningkatnya minat calon mahasiswa Indonesia ke Timur Tengah yang tidak dibarengi dengan kualitas memadai, Departemen Agama akan melakukan penyeleksian dengan menguji kemampuan akademik, hafalan/bacaan Al Qur’an dan bahasa Arab.



B. Tujuan

1. Menyaring para lulusan Madrasah Aliyah/sederajat yang potensial dan mempunyai bakat dan minat yang kuat dalam pengembangan keilmuan dan perguruan bahasa Arab.

2. Mempersiapkan generasi terbaik dalam bidang ilmu ke-Islaman dan bahasa Arab dalam rangka mencerdaskan calon ilmuwan dalam kehidupan bangsa dan bernegara.



C. Persyaratan Mengikuti Seleksi

1. Warga Negara RI yang beragama Islam.

2. Mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh panitia

3. Pas photo berwarna ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar

4. Melampirkan salinan ijazah Madrasah Aliyah Negeri atau Swasta yang mengikuti ujian negara dengan ketentuan sebagai berikut :

a). Usia ijazah tidak lebih dari 2 (dua) tahun.

b). Bagi peminat belajar ke Al-Azhar berijazah Pondok Pesantren yang mu’adalah (akreditasi) ijazahnya dengan tsanawiyah (SLTA) Al-Azhar masih berlaku sampai sekarang.

c). Bagi yang belum memiliki ijazah (STTB), harus melampirkan surat keterangan lulus dari sekolah.



D. Mata Ujian

1. Ujian Lisan (menggunakan bahasa Arab) meliputi : Bahasa Arab (percakapan, terjemah dan pemahaman teks) dan hafalan/bacaan Al-Qur’an minimal 3 juz;

2. Ujian Tulis (menggunakan bahasa Arab) meliputi : Bahasa Arab (memahami teks, tata bahasa dan insya’) dan Pengetahuan Agama Islam.



E. Waktu Pendaftaran dan Pelaksanaan Ujian

1. Pendaftaran : tanggal 22 Juni 2009 s.d. 15 Juli 2009 setiap jam kerja.

2. Pelaksanaan seleksi diatur sebagai berikut :

No

Ujian

Tanggal

WIB

WITA

WIT

1

Ujian Tulis

22 Juli 2009

08.00 – 10.00

09.00 – 11.00

10.00 – 12.00

2

Ujian Lisan

23 Juli 2009

Menyesuaikan dengan waktu setempat



F. Tempat Pendaftaran dan Seleksi

No.

Lokasi Ujian

Tempat Pendaftaran

1.

Departeman Agama Pusat

Departeman Agama Pusat

2.

IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

IAIN Sunan Gunung Jati Bandung dan STAIN Cirebon

3.

UIN Yogyakarta

UIN Yogyakarta

4.

IAIN Walisongo Semarang

IAIN Walisongo Semarang, STAIN Kudus, STAIN Purwokerto, STAIN Salatiga dan STAIN Surakarta.

5.

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

IAIN Surabaya, UIN Malang, STAIN Kediri, STAIN Tulung Agung, STAIN Ponorogo, STAIN Pamekasan dan STAIN Jember.

6.

IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

IAIN Ar Raniry Aceh NAD, STAIN Lhoukseumawe dan STAIN Cok Kala Langsa

7.

IAIN Sumatera Utara Medan

IAIN Sumatera Utara Medan dan STAIN Padang Sidempuan

8.

IAIN Imam Bonjol Padang

IAIN Imam Bonjol Padang, STAIN Bukittinggi, STAIN Batusangkar dan STAIN Kerinci.

9.

IAIN Raden Fatah Palembang

IAIN Raden Fatah Palembang, IAIN Sulthan Thoha Jambi, STAIN Bangka Belitung dan STAIN Bengkulu

10.

UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru

UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru

11.

UIN Ala’uddin Makasssar

IAIN Ala’uddin Makasar, STAIN Pare-Pare, STAIN Watampone, STAIN Palopo, STAIN Kendari, STAIN Palu dan STAIN Jayapura.

12.

IAIN Mataram

IAIN Mataram

13.

IAIN Gorontalo

IAIN Gorontalo, STAIN Menado, STAIN Ambon dan STAIN Ternate

14.

IAIN Antasari Banjarmasin

IAIN Antasari Banjarmasin dan STAIN Palangkaraya



G. Hasil Ujian Seleksi

1. Hasil seleksi akan diumumkan oleh Departemen Agama tanggal 31 Juli 2009 melalui website : www.ditpertais.net

2. Peserta seleksi non beasiswa ke Al-Azhar yang dinyatakan lulus dapat memproses berkas pendaftarannya melalui KBRI Kairo.

3. Jumlah nilai kelulusan peserta non beasiswa minimal 70/100.

4. Hasil ujian yang telah ditandatangani oleh Direktur Pendidikan Tinggi Islam akan dikirim ke perwakilan RI di Timur Tengah dan perwakilan negara tujuan di Jakarta untuk dijadikan acuan dalam proses pendaftaran dan pengajuan visa serta layanan kekonsuleran.

5. Untuk mendapatkan visa dari Kedutaan Besar Mesir di Jakarta peserta non beasiswa yang lulus seleksi dan telah mendaftarkan diri di Universitas Al-Azhar, dapat mengajukan permohonan rekomendasi kepada Direktur Pendidikan Tinggi Islam Depag RI dengan melampirkan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

a. Bukti pendaftaran (ishol)

b. Surat Keterangan dari KBRI Kairo

b. Foto copy Paspor

c. Foto copy Ijazah yang telah dilegalisir

d. Surat Pernyataan kesanggupan finansial selama masa studi, yang ditanda tangani di atas materai Rp 6.000 oleh calon mahasiswa dan orang tua/wali dengan melampirkan copy Bank Draft minimal Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).

6. Keberangkatan ke luar negeri berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI/Kedutaan Besar negara tujuan di Jakarta.



H. Tim Pelaksana Seleksi

1. Tim pelaksana Pusat dibentuk dan ditunjuk oleh Dirjen Pendidikan Islam.

2. Tim pelaksana Daerah dibentuk dan ditunjuk oleh Rektor UIN/IAIN/Ketua STAIN bersangkutan.

3. Tim Penguji baik tulis maupun lisan ditunjuk oleh Dirjen Pendidikan Islam dan keputusan tim penguji tidak dapat diganggu gugat.



Jakarta, 16 Juni 2009

sumber: http://www.ditpertais.net/06/read.asp?newsID=198