Sabtu, November 22, 2014

Order within Chaos

Saat apa yang engkau lihat, tak seperti apa yang ada. Manusia dengan logika nya berusaha menakar masa depan. Dan mencoba menafikan perasaan.. membunuh nya. Karena perasaan tak mampu menebak masa depan, maka ia pun seringkali diabaikan oleh banyak orang.. Sebuah film, interstellar, alias antar bintang-bintang.. menyajikan drama kebalikannya. Saat tokohnya, Cooper dihadapkan pada pilihan sulit.. bahan bakar menipis dan hanya cukup untuk berkunjung ke salah satu dari dua planet. Planet Dr. Mann atau planet Edmunds. Cooper sebagai kapten, mengajak berdiskusi awaknya. Brand, memilih planet Edmunds. Tapi Cooper menolaknya. Selain alasan logis bahwa planet Dr. Mann laporannya lebih menjanjikan, juga karena menurut Cooper, Brand jatuh cinta pada Edmunds. Sehingga tak lagi obyektif dan bias. Singkat...

Selasa, November 11, 2014

Salah Paham

Mari kita mulai dengan sebuah adegan dalam film. Judulnya "People Like Us". Seorang ibu, bernama Frankie, terpaksa menghadap kepala sekolah tempat anaknya belajar. Sang anak didakwa telah merusak kolam renang sekolah. Ia pun diancam akan dikeluarkan dari sekolah. Tapi sang ibu tak terima. Ia pun memulai argumen nya dengan pertanyaan menjebak, "dari mana anakku mendapatkan asam sulfat tersebut?" Frankie, si ibu tersebut akhirnya berhasil balik menuntut kepala sekolah, karena dianggap tidak becus menjaga barang berbahaya tersebut dari jangkauan anak-anak. Walhasil sang kepala sekolah menyerah, dan memberi kesempatan kedua untuk putra Frankie tadi.. Spontan aku berkomentar, "itulah politik." Pikiran ku kemudian melayang pada drama...