Sabtu, Desember 17, 2011

Mencintaimu Karena Allah itu..

speechless.. sekedar renungan untuk diri sendiri..

"cinta, sebagaimana perbuatan manusia lainnya membutuhkan pondasi. dan pondasi terkuat untuk sebuah alasan adalah Allah. lalu, pernahkah kau bertanya, untuk alasan apa engkau mencintainya..?"

-------
Wahai diri..
Jika memang kau mencintainya karena Allah
Cintailah dia dengan cara yang benar
Cintailah dia pada saat yang tepat

Ya Robb..
Aku tak akan memaksakan diri hanya untuk sebuah perasaan

Ya Robb..
Jika dia memang jiwa yang telah Kau pilihkan untukku, berikanlah kami jalan dan petunjuk
Jika dia memang takdir bagi ku, pantaskanlah dia untuku dan pantaskanlah diriku untuknya


Ya Robb..
Aku memilihnya karena sebuah keyakinan
Aku terima seluruh kelebihan dan kekurangannya
Aku terima seluruh luka dan bahagia yang menyertai hidupnya
Aku terima dirinya dengan seluruh apa yang telah Engkau berikan untuknya

Ya Robb..
Jika ada dua pilihan dan diantaranya adalah dia, tentu aku akan memilihnya
Jika ada sepuluh pilhan dan diantaranya adalah dia, tentu aku akan memilihnya
Jika ada seratus pilihan dan diantaranya adalah dia, tentu aku akan memilihnya
Dan jika hanya ada satu pilihan, dan tidak ada dia dalam pilihan itu…
Maka aku pun akan menerimanya sebagai pemberian terbaik dari Mu…
Aku tidak akan memaksakan diriku untuk memilihnya
Karena Engkaulah yang Maha Mengetahui
Karena Engkaulah yang Menciptakanku
Karena Engkaulah yang Memelihara diriku

Ya Robb…
Jika dengan menutup cinta ini yang menjadikan Mu Ridhlo kepadaku
Jika dengan mengorbankan perasaan ini Engkau menyelamatkanku
Di saat manusia tergelincir dari jalan-Mu
Maka aku serahkan cinta ini untuk Mu..
Sebagai wujud bakti ku pada Mu
Sebagai wujud syukurku pada Mu

Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qolbi ‘ala Diinika..
Aku yakin bahwa tidak ada Ketetapan Mu yang salah
Aku yakin bahwa semua Kehendak Mu sangat terukur
Buatlah aku mencintai pilihan yang Kau berikan
Buatlah aku setia pada pilihan yang Kau berikan
Buatlah aku menyayangi pada pilihan yang Kau amanahkan

Ya Robb..
Dengan segala Kekuasaan Mu
Dengan segala Kekuatan Mu
Dengan segala Keagungan Mu
Hamba mohon pada Mu,
Kuatkanlah hati ini saat ketetapan Mu membuat hati ini terasa sempit
Tenangkanlah hati ini saat ketetapan Mu membuat hati ini terasa berat
Sesungguhnya hanya dengan PertolonganMu, diri ini bisa menjalani semua ketentuanMu.

Ya Robb buatlah diriku mencintai Mu lebih dari segala makhluk yang telah Engkau Ciptakan
Ya Robb buatlah diriku mencintai Rosululloh, karena Engkau pun mencintainya(Rosululloh)
Inilah isi hatiku, inilah harapanku, inilah keyakinanku…
Aku tidak hanya mencintaimu..
Tapi aku ingin mencintaimu karena Allah
Aku ingin mencintaimu dengan cara yang benar
Aku ingin Alloh Ridhlo dengan cinta ini
Tak usah khwatir jika engkau adalah Qudrah dan Irodah Nya
Karena semuanya pasti akan terwujud, hanya waktu yang akan menjadi saksi kekuasaan Nya
Tak usah memaksakan jika dia memang bukan untuk diriku
Karena pasti aku bukan yang terbaik untuk mu

Sehebat apapun cinta ini…
Tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita, saat matahari hanya satu hasta di atas ubun2 kita
Karena yang terbaik adalah…
Kita menjaga perasaan dan keyakinan ini dengan sebersih-bersih ketauhidan
Kita diwafatkan bersama hamba-hamba yang berbakti
Hamba-hamba yang mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya untuk Tuhan nya
Semoga Allah mempertemukan kita kembali disatu tempat
Dimana para abid melihat Robb-nya dengan penuh keridhloan dan kebahagiaan
Kulakukan semua ini, karena aku mencintaimu karena Allah swt
Aamiin..


Sumber: Facebook
--------------------------
Salam hangat dari neilhoja. "Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu."

Sabtu, Desember 10, 2011

Istri Salehah

Usia istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk menikah.
Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…
Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.

Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.
Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..
Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.

Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.
Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.
***
Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…

Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.
Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.
***
“Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…
Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.
Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.
“Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”
“Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.
Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.
“Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”
“Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.
Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat dipakai lebaran.”
“Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.
“Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”
“Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”
”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.
***
Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.
“Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.
Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.
Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.
“Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”
Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…
Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.
“Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”

Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits

“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).” (HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah).
***
“Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.
Subhanallah…

sumber: puarman.blogspot.com
--------------------------
Salam hangat dari neilhoja. "Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu."

Rabu, Desember 07, 2011

Syahadat dan Kemanusiaan

Terus terang saya malu sekali karena dia tak punya alasan untuk mengagumi saya. Syahadat usia dini tidak mengarahkan saya menjadi humanis yang berarti. Sewaktu saya tanya tentang inti filosofinya, Samanta hanya menjawab, ”Untuk membahagiakan orang lain.” Sebuah filosofi yang melawan sifat mementingkan diri sendiri. Demikian buya Safie Maarif bertutur dalam tulisannya di Kompas. Ungkapan itu disampaikannya kepada Dr Achyuta Samanta yang dikenal sebagai the Poorest of the Poor, Nabi kaum miskin dari yang termiskin. Semua tahu bahwa buya Safie Maarif mantan ketua Umum Muhammadiah yang dikenal Ormas terbesar di Indonesia yang mengabdikan diri untuk kemanusiaan dibidang pendidikan, kesehatan, panti asuhan. Namun bagaimanapun kehebatan gerakan Muhammadiah tetap membuat Safie Maarif menaruh hormat dan merasa rendah dihadapan pejuang kemanusiaan Dr Achyuta Samanta.

Betapa tidak? Achyuta Samanta, menggeluti perjuangan selama 20 tahun untuk orang miskin diantara yang miskin itu. Dia melepaskan jabatan dosen dan menggunakan ilmunya untuk berbaur dengan orang mskin dan berbuat untuk mereka. Selama dua puluh tahun, dia berhasil membuat project bernilai ratusan juta dollar , bukan untuk dirinya dan tidak diwariskan kepada keluarganya, tapi untuk orang miksin. Sikap dan perbuatannya menyatu dengan pribadinya yang rendah hati, Demikian yang dirasakan oleh Buya Safie Maarif ketika kali pertama bertemu dengan Dr Achyuta Samanta di kota Bhubaneswar, Negara Bagian Orissa, India. Dia memang panta disebut sebagai pejuang pembebas dari ketertindasan: kasta, ekonomi, pendidikan, sosial, dan politik.

Begitu banyak contoh perjuang kemanusiaan yang legendaries dibumi ini, termasuk kisah Madam Teresa yang mengabdikan hidupnya bersama rakyat duapa di pusat kota Bombai. Yang dari kelompok kaya , yang ikut berkorban untuk orang miskin kita bisa lihat seperti Angelina Jolie yang mengabdikan populartisnya sebagai artis untuk membantu rakyat teraniaya akibat perang. Menjadi duta keliling bagi UNHCR. Bukan hanya dari kegiatan melepas harta dan waktunya untuk orang miskin tapi juga membagi jiwanya dengan mengadopsi anak anak yang terlantar dari Negara miskin. Walau hanya empat anak namun itu sudah menjadi repliksi betapa dia dekat dengan orang miskin. Juga ada Bill Gate dan Warren Baffet super kaya dari AS yang menghibahkan miliaran dollar bagi program kemanusiaan yayasan yang didirikannya.

Tentu di Indonesia atau umat islam dibelahan dunia lain, juga berbuat hal yang sama untuk kemanusiaan walau tidak diberitakan secara luas. Namun ada juga kita melihat kenyataan yang kadang membua kita miris. Bahwa bukan rahasia lagi bila banyak pengurus Ormas social entah itu Pendidikan seperti Ponpes, Panti Asuhan, Kesehatan, bahkan Dai yang sering berkotbah didepan kamera televise, hidup mereka bergelimang dengan kemewahan. Kegiatan social dibuatnya dan pada waktu bersama mereka juga menumpang hidup dari kegiatan social itu. Bahkan ada yang hidup makmur karena itu. Kalau mereka popular sebagai Dai maka apapun dikomersialkan , termasuk menulis buku, mendapatkan fee dari program umroh bersama Dai. Kalau mereka aktifis politik utuk syiar islam, maka lihatlah gaya mereka ketika terpilih sebagai anggota dewan atau Menteri. Sangat jauh dari gaya orang miskin. Bahkan Partainya memilih hotel termewah didunia sebagai tempat Muktamar.

Begitu banyak contoh orang yang bukan muslim yang menjadi pejuang kemanusiaan bagi simiskin. Ada mereka yang memang tak berharta namun mewakafkan umur dna keahliannya bagi simiskin. Ada mereka yang memang diberkati harta berlebih karena profesi atau bisnisnya namun tidak hidup bermewah dengan itu kecuali merasa puas ketika mereka melepas hartanya bagi program kemanusiaan. Bagi saya, mereka semua itu adalah cobaan bagi orang muslim. Suatu pembelajaran yang dibentangkan Allah dihadapan kita bagaimana ruh kasih sayang Allah itu tampil kepermukaan, walau lewat orang yang tidak bersahadat. Jangan sampai keberadaan mereka membuat kita mencibir dengan berkata untuk apa pengorbanan mereka , toh mereka tidak beriman kepada Allah maka amalan itu akan terbang. Tapi pada waktu bersamaan kita yang mengaku bersahadat lupa akan makna sahadat. Lupa makna cinta dan kasih sayang.

Lupa bahwa Allah itu dekat dengan orang miskin dan yang dizolimi. Tidak kita temukan Allah di Mesjid mewah, TIdak kita temukan Allah di acara Zikir akbar. Allah ada bersama mereka yang miskin dan terlupakan oleh orang orang yang berada. Kalau ingin mencari Allah maka temuilah fakir miskin, anak yatim dan piatu, orang yang terjerat hutang, orang terzolimi. Bantulah mereka karena kita yang berlebih telah ditakdirkan menjadi wakil Allah untuk menegakkan keadilan bagi mereka yang duafa harta maupun ilmu. Setidaknya mulailah berpikir dan besikap seperti ungkapan Samanta " Untuk membahagiakan orang lain"

Tulisan asli dari Pak Jeli

--------------------------
Salam hangat dari neilhoja. "Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu."

Sabtu, Desember 03, 2011

26 Syukur yang Undefined

Tak terasa, waktu berjalan begitu cepatnya. Tiba-tiba saat aku berhenti sejenak hari ini, ini adalah hari di mana aku telah berpacu selama 26 tahun lamanya. Sebuah waktu yang tidak sebentar, tapi juga bukan waktu yang cukup lama.

Waktu yang tidak sebentar untuk mempelajari arti hidup ini. Juga waktu yang tidak sedikit telah kuhabiskan tanpa perjuangan dan hasil yang berarti. Pun waktu yang tidak sedikit untuk mengisi penuh kantong-kantong amal saleh ku. Dan bukan waktu yang sebentar untuk merenungi, apa yang sudah kuberikan untuk mereka yang selalu menyayangiku... Bukan waktu yang sebentar, brad.. tapi kenapa hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali yang sudah kau perbuat selama ini?

Karena parameter waktu, sangatlah relatif dan tidak pasti.

26 tahun, seperembat abad lebih sedikit.. juga bukan waktu yang cukup lama untuk merasa sudah dewasa. Juga bukan waktu yang cukup lama untuk menganggap semua sudah selesai.. Bukan waktu yang cukup lama untuk untuk merasa cukup dengan amal yang kau perbuat. Pun bukan waktu yang cukup lama untuk merasa bahwa kau sudah di atas segalanya..

Karena, parameter merasa.. hampir selalu salah.

Maka tidak ada yang bisa ku lakukan sekarang untuk menambahi kekurangan-kekurangan di atas, kecuali dengan mensyukuri-nya. Syukur bukanlah asal nerimo. Tapi syukur adalah sikap "berterima kasih dan memuji untuk apa yang telah diberi, dengan jalan mempergunakan sebaik mungkin pemberian tersebut sesuai dengan harapan sang pemberi.."

26 tahun sudah nama-ku selalu mengingatkan untuk senantiasa bersyukur, nailunni'am.. yang berarti, memperoleh kenikmatan. Dan dalam setiap khutbah pula seringkali "namaku" disebut, "ala ni'ami Allah..", maka tak heran bila aku lebih memilih menjadi hamba-Nya yang bersyukur "dibanding" menjadi hamba-Nya yang bersabar. Sebagaimana sabda Rasulullah, "orang kaya yang bersyukur lebih dicintai Allah dibanding orang miskin yang bersabar.."

Maka, izinkanlah saya pribadi berucap rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada semua individu yang telah begitu banyak membantuku dalam banyak hal. Tanpa kalian, aku bukanlah apa-apa. Tanpa kalian, aku tidak akan jadi seperti sekarang ini.. dan mereka itu semua adalah guruku;


  1. dalam memahami hakikat kehidupan; Bapak dan Ibu, Pak Dhe dan Bu Dhe.. .. kemudian juga Pak Erizeli Bandaro dan Om Dedy.. 
  2. dalam hal khazanah ilmu dan akhlak; Para bilih sepuh Pak Yai Subki, Abah Hasanuddin, Pak Yai Khozin, Ust. Syukri, Ust. Badri, Ust. Hasan, Ust. Syarif Abadi dan Ust. Suharto, dan para Asatidz lain di Gontor 2, 1 dan 3, Bu Dewi, Pak Ris, Pak Sukad, Bu Nada, Bu Khur,... dll di TK2, SDI, Pak Syakur, Pak Ali, Bu Dewi, Pak Wahyu dll di SLTPN2, dan tentu saja para Masyayikh Azhar, Dr. Mu'thi Bayumi, Syekh Yusri, Syekh Ali Jum'ah, Syekh Yusuf Qardhawi, Syekh Ramadhan Bhuti, Syekh Wahbah Zuhaily, dll... Pak Agus Mustofa beserta Ibu, 
  3. dalam hal hati, cinta dan maturity; ada Mba Ida, Rie, Ka Ain, Adel, Imun, Unyi, Pus Miaw, De Puput, Wulan, Ty, Yanita, De Shinta, De Gina, dadah, qq, Defi.. Budi Ahda, Angga, Faiq, Mujib, Gus Yusron, Saepannur..
  4. dalam persoalan muamalah, persahabatan dan humanism,.. Jamiat, Bayu, Dani, Sepri, Udel, Arip, Mondol, Cepy, Farid, Iqbal Huda, Topan, Hendrik, Yasin, dan semua cs SD, SMP dan kampoeng Wayang.. hehe. Juga sohib-sohib Marhalah Blitzer, Sapdal, Sukhoy, Harda, Iqbal Faishol, Samsul-ani, Rizka H, Prayitno, Jamil.. ikhwan2 Forum dan Tunis, A'do fushul B, para OESAMA; Kakek, Marix, dst, anak2 Rouva Kang Husen Kang Sabar, Kang Daus, dst.. dan Manbaul Falah.. juga anak2 Nozha, Redong, Beler, Mughits, Ma'mun, Ipenk, Muwafik, buset dah banyak banget.. :D -perasaan masih banyak yang kelewatan... maaph2.. :(
  5. terakhir (dianggap terakhir maksudnya, meski masih banyak daftar list-nya); temen-temen diskusan yang begitu banyak menyumbang ilmu,.. kawan2 di kajian SIT, Mujib, Angga, Fadlan, Nurdin, dll.. di kajian Nun Center, Sadzali, Jauhar, dll... dan kajian PAKEIS... ust. Ghazali, teh Yuli, ust. Jamal, ust. Najib, Rois, Adel, Copen, Hasbullah, Asmopur, Rifqi, Syakur, ibu Respati, dll... juga di Politikana.com, Mbahel, Kang Galih, Edwin, Striding Cloud, kang Olas, Emina, Isma, Nurma, dll.. Kaskuser, Facebooker, Irfan, kang Army, Surani, kang Irfan, Asep, pak Adrian, prof Ma'rufin, kang Riza, pak Wahyu, mastah Oxy, mastah frogy, mastah Kuya.. dll.. 

ya Allah banyak banget.. itu aja masih banyak yang kelewatan.. emang bener-bener undefined,..

dan yang paling besar syukurku adalah kepada-Mu ya Allah.. yang telah menghadirkan mereka-mereka dalam kehidupanku. 'La ilaha illa Anta, subhanaka inni kuntu min azh-zhalimin...' :(


--------------------------
Salam hangat dari neilhoja. "Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu."