Kamis, Februari 21, 2008

Pin It

Widgets

Belajar Hidup


MENGENAL SEMBILAN NILAI KHAIRU UMMAH (FASTABIQUL KHAIRAT)

____________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS, Al-Baqarah:148)

Dari An-Nawas bin Sam'an r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Kebaikan itu adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu." (HR. Muslim)

____________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ __

Manusia dengan inventaris perasaan yang dimilikinya adalah modal kesejahteraan dalam menikmati proses kehidupan ini, namun kadang perasaan menjadi bagian perusak dan penghancuran sendi-sendi kebahagiaan.

Terlukanya anggota badan mungkin lebih ringan untuk diobati dari pada terlukanya perasaan.




Terlukanya tangan akan memunculkan solusi dalam upaya pengobatannya, namun terlukanya perasaan dapat mengakibatkan kejadian-kejadian fatal pada diri seperti bunuh diri dsb.

Di dalam menjalani nilai ini , kita harus menerina hak-hak sebagai berikut :

1. Hidup di dunia harus siap dihina orang lain.
Setiap manusia pasti mempunyai kebaikan dan keburukan, kelebihan atau kekurangan. Disaat ingin berinteraksi dengan orang lain, yang kita harapkan adalah mereka mengenal apa yang ada pada diri kita. Tentunya, pengetahuan mereka tentang kita adalah berupa pengetahuan yang baik (kebaikan-kebaikan) yang kita miliki. Ini merupakan kesadaran sepihak dari seseorang yang ingin melakukan interaksi dengan orang lain.
Disaat kita menawarkan atau mempublikasikan kebaikan, disitulah tersirat kejelekan dan kekurangan yang kita miliki yang tidak sengaja tersampaikan kepada orang yang kita kenal. disaat itu pula orang akan melihat dan membicarakan apa yang kita miliki, apakah kejelekan atau keburukan. Biasanya pembicaan tentang kejelekan kita sebut sebagai 'hinaan', sedangkan penyebutan mengenai kebaikan, kita sebut sebagai 'sanjungan'.

2. Harus siap menerima perbedaan.
Kadang memang seorang harus merasa kesal dengan suara sumbang di luar apa yang kita fikirkan sebelumnya. tidak ada orang yang dilahirkan dalam keadaan yang sama. Ketika dalam kandungan mereka juga diperlakukan yang berbeda. Ketika lahir mereka mendapatkan perlakuan yang berbeda pula, dari mulai pemberian makanan, pendidikan, fasilitas kehidupan, pendekatan social, lingkungan dll, maka keadaan tersebut mewajibkan adanya perbedaan dan keberagaman dalam kehidupan kita.

3. Harus siap melihat keindahan.
Sering perilaku tidak menyenangkan, tindak kejahatan muncul akibat salah dalam menjaga diri untuk melihat keindahan. Pencurian terjadi karena diri tidak mampu menerima keindahan yang dimiliki orang lain. Perkosaan terjadi karena tidak mampu mengontrol keinginan diri melihat dan menikmati keindahan yang dimiliki orang lain. Pertengkaran dikarenakan tidak mampu menikmati perbedaan sebagai keindahan.

4. Harus siap menerima perubahan.
Sesuai dengan kemampuan berfikir manusia, perubahan tidak mungkin dapat dihindarkan dalam kehidupan. Perubahan adalah hal yang pasti, seiring dengan kepastian manusia untuk terus berfikir, dan berfikir pasti menimbulkan perubahan. Mengharapkan tidak adanya perubahan adalah sama halnya dengan mengharap seluruh manusia berhenti untuk memanfaatkan dan menfungsikan fasilitas Tuhannya yaitu hati dan fikirannya.

5. Harus siap menerima perpisahan.
Sesuatu yang mustahil terelakkan, jika orang menginginkan pertemuan tapi tidak menginginkan perpisahan. Kita terlahir dengan hampa pengetahuan dan tidak mengenakan busana selembarpun, maka ketika mati di sanalah kita mulai meninggalkan semua apa-apa yang kita miliki. Apakah ada upaya manusia untuk dapat mengabadikan dari setiap kepemilikan yang pernah ia miliki menjadi kepemilikan abadi oleh manusia tersebut. Jika memang ada maka bolehlah manusia untuk tidak menerima adanya perpisahan. (Mohammad Sabeni)
http://www.unismabekasi.ac.id/

Artikel terkait :



0 comments:

Posting Komentar

Punya opini lain? Ceritakan di sini kawan.. :)